Halokini.com | Kota Probolinggo dikenal sebagai salah satu kota pesisir yang indah di Jawa Timur. Letaknya yang strategis di jalur pantai utara Pulau Jawa menjadikannya kota yang berkembang pesat di bidang perdagangan, industri, dan pariwisata. Namun, di tengah pertumbuhan ini, muncul tantangan besar: bagaimana menjaga keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo hadir sebagai ujung tombak pemerintah dalam menjaga kebersihan, kualitas udara, pengelolaan sampah, serta pelestarian alam. Dengan komitmen kuat, DLH terus berupaya mewujudkan “Probolinggo Bersih, Hijau, dan Berkelanjutan.”
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
1. Peran dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup Probolinggo
DLH Probolinggo memiliki peran strategis dalam menjaga dan mengelola lingkungan hidup kota. Lembaga ini bertugas melaksanakan kebijakan di bidang pengelolaan sampah, pelestarian ekosistem, pengendalian pencemaran, hingga pengawasan kegiatan industri yang berpotensi merusak lingkungan.
Tugas pokok dan fungsinya meliputi:
- Pengelolaan sampah dan limbah secara terpadu.
- Pemantauan kualitas udara, air, dan tanah.
- Rehabilitasi dan pemeliharaan ruang terbuka hijau (RTH).
- Pelestarian ekosistem pesisir dan mangrove.
- Edukasi masyarakat tentang gaya hidup ramah lingkungan.
Semua program tersebut dijalankan dengan prinsip partisipasi masyarakat, agar setiap warga menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar penonton.
Baca Juga:
Kenali Tahapan Awal Sebelum Membeli Bitcoin
Dari Blokir ke Belanja: Dana Rp168,5 Triliun Mengalir ke Program Prioritas
CSA Index September 2025 Turun Drastis, Optimisme Pasar Meredup
2. Tantangan Lingkungan di Kota Probolinggo
Sebagai kota yang terus tumbuh, Probolinggo menghadapi sejumlah permasalahan lingkungan, terutama di sektor sampah dan pencemaran. Volume sampah harian terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi.
Selain itu, letak geografis yang berbatasan langsung dengan laut membuat kawasan pesisir rentan terhadap pencemaran air laut, abrasi, dan penurunan kualitas ekosistem mangrove. Aktivitas industri dan transportasi juga memberi tekanan terhadap kualitas udara.
Dinas Lingkungan Hidup Probolinggo menyadari bahwa masalah ini tidak dapat diselesaikan hanya dengan kebijakan, tetapi membutuhkan kolaborasi seluruh pihak, mulai dari masyarakat, komunitas, hingga pelaku usaha.
3. Program Unggulan DLH Probolinggo
Dalam beberapa tahun terakhir, Dinas Lingkungan Hidup Probolinggo telah meluncurkan berbagai program unggulan yang nyata dan berdampak langsung bagi masyarakat.
Baca Juga:
Polda Sultra Segera Tetapkan Tersangka Kasus Kapal Pesiar Rp9,8 Miliar
Babak Utama Tenis M-25 Bali: Lucky Candra Tambah Wakil Indonesia Menjadi Enam
SPBU Swasta Kosong, Konsumsi BBM Non-Subsidi Melonjak Drastis
a. Program Bank Sampah dan Gerakan Probolinggo Bebas Sampah Plastik
Program bank sampah telah tersebar di berbagai kelurahan di Kota Probolinggo. Melalui kegiatan ini, warga belajar memilah sampah rumah tangga, mendaur ulang, dan menjual hasilnya untuk menambah pendapatan.
Selain itu, gerakan “Probolinggo Bebas Sampah Plastik” gencar disosialisasikan di sekolah, pasar, dan instansi pemerintah untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
b. Penghijauan dan Rehabilitasi Ruang Terbuka Hijau
DLH aktif melakukan penanaman pohon di jalan-jalan kota, taman, dan area publik. Program “Satu Pohon Satu Warga” menjadi ajakan moral agar setiap masyarakat turut menanam dan merawat tanaman di lingkungannya masing-masing.
c. Pengelolaan Ekosistem Pesisir dan Mangrove
Kawasan pesisir Probolinggo, seperti di Kelurahan Mayangan dan Pilang, menjadi fokus utama pelestarian ekosistem mangrove. DLH bekerja sama dengan komunitas lokal untuk menanam mangrove sebagai upaya menahan abrasi dan menjaga habitat biota laut.
d. Sekolah Adiwiyata
Sebagai bagian dari pendidikan lingkungan berkelanjutan, DLH mendukung program Sekolah Adiwiyata, yaitu sekolah berbudaya lingkungan. Program ini menanamkan nilai peduli lingkungan sejak dini melalui kegiatan daur ulang, taman sekolah, dan pengelolaan sampah mandiri.
e. Pemantauan dan Pengendalian Pencemaran
DLH juga rutin melakukan pemantauan kualitas udara dan air, terutama di sekitar kawasan industri dan pesisir. Data yang diperoleh digunakan untuk menetapkan kebijakan lingkungan yang berbasis bukti dan berorientasi jangka panjang.
4. Edukasi dan Partisipasi Masyarakat
Salah satu kekuatan DLH Probolinggo adalah melibatkan masyarakat secara aktif dalam setiap kegiatan. Berbagai komunitas peduli lingkungan, seperti Green Probolinggo Movement, Komunitas Bersih Pantai Mayangan, dan Forum Adiwiyata Kota Probolinggo, menjadi mitra penting dalam menjalankan program.
Baca Juga:
Fakta di Balik Isu Uang Baru Rp22.500, Apa Kata BI?
Komunikasi Visual Perusahaan Bertransformasi Lewat Galeri Foto Pers
Tragedi Gempa Poso 6,0: Gereja Runtuh, Korban Jiwa, dan Harapan Bangkit
Melalui kegiatan gotong royong, edukasi publik, dan kampanye digital, DLH mendorong masyarakat untuk lebih sadar akan pentingnya kebersihan, pengelolaan sampah, serta pelestarian alam.
5. Harapan Menuju Probolinggo Hijau dan Lestari
DLH Probolinggo memiliki visi jangka panjang: menjadikan kota ini sebagai pusat pembangunan berwawasan lingkungan di pesisir utara Jawa Timur.
Untuk mencapainya, beberapa langkah strategis tengah dilakukan, seperti:
- Penerapan Smart Waste Management System untuk pengelolaan sampah berbasis teknologi.
- Pengembangan taman kota tematik sebagai ruang publik hijau.
- Peningkatan kapasitas SDM lingkungan di tingkat kelurahan.
- Mendorong penggunaan energi terbarukan di perkantoran dan fasilitas publik.
Dengan dukungan masyarakat dan sinergi antarinstansi, harapan mewujudkan Probolinggo yang bersih, hijau, dan nyaman bukanlah impian semata.
Kesimpulan
Dinas Lingkungan Hidup Kota Probolinggo terus berkomitmen menjaga harmoni antara manusia dan alam. Melalui program-program inovatif, pengawasan ketat, dan edukasi berkelanjutan, DLH berusaha menghadirkan lingkungan yang sehat dan lestari bagi seluruh warga.
Menjaga lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga kewajiban kita bersama.
Dari Probolinggo yang hijau, kita mulai langkah kecil untuk bumi yang lebih besar dan lebih baik. []










